: Tulisan Santi Sehari Sebelum Mavi Marmara Diserang Israel :

Monday 31 May 2010
 ISRAEL SERANG KAPAL KEMANUSIAAN

Jakarta - Santi Soekanto adalah salah satu dari 12 WNI di kapal Mavi Marmara yang diserbu Israel. Sebelum penyerbuan itu, Santi sempat mengirimkan surat elektronik yang sangat menyentuh.

Surat ini bertajuk 'Gaza Tidak Membutuhkanmu!' yang dikirim pada Minggu 30 Mei 2010, atau sehari sebelum serangan Israel. Surat dibuat mantan jurnalis The Jakarta Post ini di atas kapal Mavi Marmara saat masih berada di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.

Saat itu, aktivis Sahabat Al Aqsha dan anggota tim Freedom Flotilla lain tengah menunggu kedatangan tim lain untuk nanti sama-sama berangkat ke Gaza. Namun kabar akan serangan Israel sudah beredar.

"Kami masih menanti, masih tidak pasti, sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran," kata Santi dalam pembukaan suratnya.

Ibu rumah tangga ini berbagi pengalamannya bertemu dengan ratusan orang dengan berbagai latar belakang. Masing-masing dengan gayanya sendiri. Ada anak buah politisi Inggris yang petantang-petenteng, sampai aktivis perempuan muslimah yang pendiam, namun cekatan untuk memastikan semua rombongan bisa makan tepat waktu. Berikut adalah surat lengkap Santi untuk temannya Tommi Satryatomo yang kemudian dipasang di blognya:

Gaza Tidak Membutuhkanmu!

Di atas M/S Mavi Marmara, di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.

Sudah lebih dari 24 jam berlalu sejak kapal ini berhenti bergerak karena sejumlah alasan, terutama menanti datangnya sebuah lagi kapal dari Irlandia dan datangnya sejumlah anggota parlemen beberapa negara Eropa yang akan ikut dalam kafilah Freedom Flotilla menuju Gaza. Kami masih menanti, masih tidak pasti, sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran.

Ada banyak cara untuk melewatkan waktu – banyak di antara kami yang membaca Al-Quran, berzikir atau membaca. Ada yang sibuk mengadakan halaqah. Beyza Akturk dari Turki mengadakan kelas kursus bahasa Arab untuk peserta Muslimah Turki. Senan Mohammed dari Kuwait mengundang seorang ahli hadist, Dr Usama Al-Kandari, untuk memberikan kelas Hadits Arbain an-Nawawiyah secara singkat dan berjanji bahwa para peserta akan mendapat sertifikat.

Wartawan sibuk sendiri, para aktivis – terutama veteran perjalanan-perjalanan ke Gaza sebelumnya – mondar-mandir; ada yang petantang-petenteng memasuki ruang media sambil menyatakan bahwa dia "tangan kanan" seorang politisi Inggris yang pernah menjadi motor salah satu konvoi ke Gaza.

Activism

Ada begitu banyak activism, heroism. Bahkan ada seorang peserta kafilah yangmengenakan T-Shirt yang di bagian dadanya bertuliskan "Heroes of Islam" alias "Para Pahlawan Islam." Di sinilah terasa sungguh betapa pentingnya menjaga integritas niat agar selalu lurus karena Allah Ta'ala.

Yang wartawan sering merasa hebat dan powerful karena mendapat perlakuan khusus berupa akses komunikasi dengan dunia luar sementara para peserta lain tidak. Yang berposisi penting di negeri asal, misalnya anggota parlemen atau pengusaha, mungkin merasa diri penting karena sumbangan material yang besar terhadap Gaza.

Kalau dibiarkan riya akan menyelusup, na'udzubillahi min dzaalik, dan semua kerja keras ini bukan saja akan kehilangan makna bagaikan buih air laut yang terhempas ke pantai, tapi bahkan menjadi lebih hina karena menjadi sumber amarah Allah Ta'ala.

Mengerem

Dari waktu ke waktu, ketika kesibukan dan kegelisahan memikirkan pekejaan menyita kesempatan untuk duduk merenung dan tafakkur, sungguh perlu bagiku untuk mengerem dan mengingatkan diri sendiri. Apa yang kau lakukan Santi? Untuk apa kau lakukan ini Santi? Tidakkah seharusnya kau berlindung kepada Allah dari ketidakikhlasan dan riya? Kau pernah berada dalam situasi ketika orang menganggapmu berharga, ucapanmu patut didengar, hanya karena posisimu di sebuah penerbitan? And where did that lead you? Had that situation led you to Allah, to Allah's blessing and pleasure, or had all those times brought you Allah's anger and displeasure?

Kalau hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, sungguh banyak orang yang jauh lebih layak dihargai oleh seisi dunia di  sini. Mulai dari Presiden IHH Fahmi Bulent Yildirim sampai seorang Muslimah muda pendiam dan shalihah yang tidak banyak berbicara selain sibuk membantu agar kawan-kawannya mendapat sarapan, makan siang dan malam pada waktunya. Dari para ulama terkemuka di atas kapal ini, sampai beberapa pria ikhlas yang tanpa banyak bicara sibuk membersihkan bekas puntung rokok sejumlah perokok ndableg.

Kalau  hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, di tempat ini juga ada orang-orang terkenal yang petantang-petenteng karena ketenaran mereka.

Semua berteriak, "Untuk Gaza!" namun siapakah di antara mereka yang teriakannya memenangkan ridha Allah? Hanya Allah yang tahu.

Gaza Tak Butuh Aku

Dari waktu ke waktu, aku perlu memperingatkan diriku bahwa Al-Quds tidak membutuhkan aku. Gaza tidak membutuhkan aku. Palestina tidak membutuhkan aku.

Masjidil Aqsha milik Allah dan hanya membutuhkan pertolongan Allah. Gaza hanya butuh Allah. Palestina hanya membutuhkan Allah. Bila Allah mau, sungguh mudah bagiNya untuk saat ini juga, detik ini juga, membebaskan Masjidil Aqsha. Membebaskan Gaza dan seluruh Palestina.

Akulah yang butuh berada di sini, suamiku Dzikrullah-lah yang butuh berada di sini karena kami ingin Allah memasukkan nama kami ke dalam daftar hamba-hambaNya yang bergerak - betapa pun sedikitnya - menolong agamaNya. Menolong membebaskan Al-Quds.

Sungguh mudah menjeritkan slogan-slogan, Bir ruh, bid dam, nafdika ya Aqsha. Bir ruh bid dam, nafdika ya Gaza!

Namun sungguh sulit memelihara kesamaan antara seruan lisan dengan seruan hati.

Cara Allah Mengingatkan

Aku berusaha mengingatkan diriku selalu. Namun Allah selalu punya cara terbaik untuk mengingatkan aku.

Pagi ini aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekedarnya - karena tak mungkin mandi di tempat dengan air terbatas seperti ini, betapa pun gerah dan bau asemnya tubuhku.

Begitu masuk ke salah satu bilik, ternyata toilet jongkok yang dioperasikan dengan sistem vacuum seperti di pesawat itu dalam keadaan mampheeeeet karena ada dua potongan kuning coklaaat menyumbat lubangnya! Apa yang harus kulakukan? Masih ada satu bilik dengan toilet yang berfungsi, namun kalau kulakukan itu, alangkah tak bertanggung-jawabnya aku rasanya? Kalau aku mengajarkan kepada anak-anak bahwa apa pun yang kita lakukan untuk membantu mereka yang fii sabilillah akan dihitung sebagai amal fii sabilillah, maka bukankah sekarang waktunya aku melaksanakan apa yang kuceramahkan?

Entah berapa kali kutekan tombol flush, tak berhasil. Kotoran itu ndableg bertahan di situ. Kukosongkan sebuah keranjang sampah dan kuisi dengan air sebanyak mungkin – sesuatu yang sebenarnya terlarang karena semua peserta kafilah sudah diperingatkan untuk menghemat air - lalu kusiramkan ke toilet.

Masih ndableg.
Kucoba lagi menyiram
Masih ndableg.
Tidak ada cara lain. Aku harus menggunakan tanganku sendiri

Kubungkus tanganku dengan tas plastik. Kupencet sekali lagi tombol flush. Sambil sedikit melengos dan menahan nafas, kudorong tangan kiriku ke lubang toilet.

Blus!
Si kotoran ndableg itu pun hilang disedot pipa entah kemana

Lebih dari 10 menit kemudian kupakai untuk membersihkan diriku sebaik mungkin sebelum kembali ke ruang perempuan, namun tetap saja aku merasa tak bersih. Bukan di badan, mungkin, tapi di pikiranku, di jiwaku.

Ada peringatan Allah di dalam kejadian tadi - agar aku berendah-hati, agar aku ingat bahwa sehebat dan sepenting apa pun tampaknya tugas dan pekerjaanku, bila kulakukan tanpa keikhlasan, maka tak ada artinya atau bahkan lebih hina daripada mendorong kotoran ndableg tadi.

Allahumaj'alni minat tawwabiin
Allahumaj'alni minal mutatahirin
Allahumaj'alni min ibadikassalihin

29 Mei 2010, 22:20

Santi Soekanto
Ibu rumah tangga dan wartawan yang ikut dalam kafilah Freedom Flotilla to Gaza Mei 2010. (fay/nrl)

: SESAT VS BERIMAN :

Sunday 30 May 2010
Sabda rasulullah SAW ,
"Perumpamaan orang yang berdiri pada batasan Allah dan yang jatuh di dalamnya adalah seumpama satu kumpulan yang menaiki bahtera. Setengahnya berada di di bahagian atas bahtera manakala sebahagian yang lain berada di bahgian bawah. Mereka yang berada di bawah, apabila ingin mendapatkan air maka melalui orang-orang yang berada di atas. Mereka berkata: Apakata kalau kita tebuk sedikit dari kapal ini, agar kita tidak menyusahkn orang di atas! Jika mereka semua membiarkan golongan ini dengan kehendak-kehendak tersebut, maka semuanya akan binasa. Jika mereka membimbing tangan-tangan tersebut pasti mereka akan selamat dan semua akan selamat"

Ini adalah suatu gambaran yang dibuat oleh Rasulullah SAW tentang kehidupan. Suatu perumpamaan yang begitu indah kerana memang kehidupan ini ibarat pelayaran yang tidak akan pernah luput dari alunan ombak,sama ada perlahan alunannya mahupun kuat seperti ribut. Kehidupan kita di dunia ini bukanlah hanya seorang diri kita sahaja, tetapi turut merangkumi masyarakat sekeliling kita. Masyarakat adalah ibarat penumpang yang sam-sama dalam perjalanan kita untuk sampai ke pelabuhan. Baik buruknya masyarakat sedikit sebanyak akan memberi kesan kepada perjalanan kita.

Namun begitu, tidak ramai yang menyedari hakikat ini, manusia kini kebanyakannya hidup nafsi-nafsi tanpa mempedulikan masyarakat sekeliling. Khayal dalam bahtera yang kelihatan tenang ibarat berada di daratan. Lantaran itu jugalah ia berani untuk melakukan sesuatu tindakan di luar batasan Allah. Kalaulah si pelanggar batasan Allah ini sedar bahawa mereka sebenarnya bukanlah berada di daratan,tidak kekal di suatu tempat dan tidak akan terus berada di dalam bahtera itu, pastilah mereka akan takut untuk melakukan sesuatu di luar batasan,sombong dan menceroboh laranagan Allah Ta'ala. Katanya:Siapa boleh mengganggu aku! Aku bebas melakukan apa yang aku mahu dan apa yang aku suka! Tiada siapa yang boleh mengahalang aku!

Orang seperti ini khayal dan lupa bahawa sebenarnya dia hidup di dalam masyarakat. Sikapnya yang melampaui batasan itu boleh memberi kesan kepada orang lain. Masyarakat di sekitarnya juga lupa untuk mengingatkan orang itu,membiarkannya menyebarkan keburukan dalam masyarakat. Akhirnya perkara-perkara terlarang semakin berleluasa dan masyarakat pula semakin hari semakin rosak.

Ada orang yang mempersoalkan bagaimana dengan ayat yang terdapat dalam surah Maidah ayat 105 yang maksudnya:


يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ عَلَيۡكُمۡ أَنفُسَكُمۡ‌ۖ لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا ٱهۡتَدَيۡتُمۡ‌ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرۡجِعُكُمۡ جَمِيعً۬ا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (١٠٥

Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah sahaja diri kamu (dari melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah). Orang-orang yang sesat tidak akan mendatangkan mudarat kepada kamu apabila kamu sendiri telah mendapat hidayat petunjuk (taat mengerjakan suruhan Allah dan meninggalkan laranganNya). Kepada Allah jualah tempat kembali kamu semuanya, kemudian Dia akan menerangkan kepada kamu (balasan) apa yang kamu telah lakukan.

Persoalan ini pernah timbul pada zaman sahabat, lalu Saidina Abu Bakar As Siddiq bangun dan pantas mengingatkan dan membetulkan persepsi mereka. Kata Abu Bakar:

"Wahai manusia, kamu membaca ayat ini sedangkan aku pernah mendengar Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Sesungguhnya manusia itu apabila mereka melihat kepada orang yang zalim tetapi mereka tidak mencegah kezaliman itu, Allah akan menurunkan balasan dari sisiNYa kepada mereka semua"
(HR Abu Daud & Tirmizi)


Kisah menarik yang boleh dikaitkan disini ialah mengenai sebuah tempat yang penuh dengan maksiat, Allah Ta'ala memerintahkan kepada malaikat untuk menurunkan azab di kawasan yang penuh maksiat itu. Tidak lama kemudian malaikat itu kembali dan memberitakan terdapat 3 orang soleh dan alim yang sedang beribadat pada Allah di dalm masjid. Lalu Allah Ta'ala memerintahkan agar bala itu tetap diturunkan juga dan terlebih dahulu kepada pemuda-pemuda yang soleh itu kerana tidak menjalankan dakwah di kalangan masyarakatnya.

Begitulah juga dalam kehidupan kita, janganlah kita mementingkan diri dan keluarga atau orang-orang yang kita sayangi sahaja. Membiarkan terus menerus orang lain di dalam kejahilan dan kemaksiatan. Mahukah kita menjadi ibarat kapal yang ditebuk-tebuk dan menanti karam? Yang kita tidak mungkin dapat menyelamatkan diri kita mahupun orang-orang yang kita sayangi daripada karam.

Oleh itu sebelum tenggelam di dalam api neraka yang marak menyala-nyala pilihlah untuk tenggelam di dalam syurga dan kenikmatan yang tidak pernah tergambar oleh mata dan akal dengan berbuat baik dan saling nasihat menasihati serta mencegah kemaksiatan sepertimana di dalm firman Allah dalam surah Fussilat ayat 33 dan 34:

وَمَنۡ أَحۡسَنُ قَوۡلاً۬ مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (٣٣) وَلَا تَسۡتَوِى ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ‌ۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُ ۥ عَدَٲوَةٌ۬ كَأَنَّهُ ۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ۬ (٣٤


Dan tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (mengesakan dan mematuhi perintah) Allah, serta dia sendiri mengerjakan amal yang soleh, sambil berkata: Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang Islam (yang berserah bulat-bulat kepada Allah)! .Dan tidaklah sama (kesannya dan hukumnya) perbuatan yang baik dan perbuatan yang jahat. Tolaklah (kejahatan yang ditujukan kepadamu) dengan cara yang lebih baik; apabila engkau berlaku demikian maka orang yang menaruh rasa permusuhan terhadapmu, dengan serta-merta akan menjadi seolah-olah seorang sahabat karib.

Laa haulawalaquwwata illa billah.
Astaghfirullah al adzim.

: TAK ADA AIR MATA :

Kenangan Seorang Istri MUJAHID (Tak ada Air Mata)
............ ......... ......... ......... ......... .......
Wanita ini bernama Feryal Ahmed Nemr Zienou…
Dia selalu punya doa….
Menikah dengan seorang Mujahid fii Sabilillah

Dan Alloh SWT, mempunyai cara yang tak pernah bisa di bayangkan oleh kita…

Tapi semua ujung itu, selalu berakhir INDAH…..

Inilah yang terjadi ketika, seorang Lelaki meminangnya….

Ada jejak 13 tahun usia di antara mereka….

Tapi dia tak bisa menolak

Karena bisikan hatinya…
Mengatakan terima..LELAKI ITU…..

Hari-hari demi hari di lalui dalam

Bahtera pengantin baru ini……

Tapi yang selalu menjadi tanda Tanya di benak Feryal

Ia mulai mencium sesuatu yang mengherankan sejak hari pertama pernikahan
Setiap kali pergi shalat subuh berjama’ah di masjid,
Suaminya selalu pulang terlambat,
yaitu ketika matahari sudah sepenggal naik, sekitar waktu dhuha

maka kegundahan selama ini di pendam

tentang tingkah laku suaminya, akhirnya tumpah juga
pas..ketika suaminya pulang ia menanyakan itu…..
Maka dijelaskanlah oleh Suaminya,
bahwa sesudah shalat shubuh ia bertugas keliling membina para pemuda di berbagai tempat,
baik pembinaan ruhiyah, keilmuan, maupun kemiliteran.

Betapa gembiranya Feryal mendengar penjelasan itu.

Pengantin baru yang usianya lebih muda 13 tahun dari suaminya itu…
merasa Allah mengabulkan doanya selama ini, agar dinikahkan dengan seorang Mujahid.

Namun rahasia itu tetap terjaga rapat diantara mereka berdua.


Baru setahun kemudian, keluarga Feryal pelan-pelan mengetahui kenyataan bahwa Suaminya seorang Mujahid dengan amanah yang penting


Terbukanya rahasia itu adalah ketika pada tahun 1992,

Suaminya ikut ditangkap dan dibuang selama setahun oleh Zionis Israel ke Marj Az-Zuhur, sebuah perbukitan tak bertuan di perbatasan Lebanon dan Palestina, bersama 413 orang pemimpin Jihad lainnya seperti Dr. Abdul Aziz Ar-Rantisi.

Selama setahun mereka tinggal di tenda-tenda darurat di lereng-lereng bukit.

Musim dingin berselimutkan salju belasan derajat di bawah nol, musim panas dipanggang matahari.

Sejak Feryal mengetahui kedudukan suaminya sebagai komandan Jihad,

setiap hari, usai shalat fardhu sampai syahidnya Suaminya 13 tahun kemudian, atas permintaan suaminya itu,

Feryal mendoakan agar suaminya dianugerahi Allah mati syahid di Jalan Allah…


Bagi Feryal, Suaminya adalah seorang suami, sahabat, sekaligus ayah bagi anak-anaknya

yang selalu jujur dan ikhlas. “Berat,” demikian kata Feryal, ketika ditanya bagaimana perasaannya setiap kali berdoa agar suaminya mati syahid, “
tapi di saat yang sama saya yakin Allah akan mengganti cinta yang saya persembahkan kepada-Nya ini dengan sesuatu yang lebih hebat.” Janji-janji Allah untuk kemuliaan syahid seakan-akan nampak nyata di depan matanya saat berdoa. …..

Namun ada dua kenangan manis sebelum Suaminya menjemput syahid, yang selalu membuatnya bangkit lagi semangatnya.


Yang pertama, kira-kira satu bulan sebelum syahidnya ‘Suaminya, mereka bekunjung ke rumah seorang sahabat dalam sebuah acara silaturrahim.


Sebagaimana seharusnya, Feryal bercengkerama dengan teman-temannya sesama Muslimah di sebuah ruangan, dan Suaminya dengan teman-teman Muslimnya di ruangan lain.


Dalam suatu kesempatan, Feryal berjalan melewati pintu ruangan laki-laki dan sekelebat menyaksikan pemandangan yang tak akan pernah dilupakannya seumur hidup. Dia melihat di kening suaminya tertulis kata-kata dalam khat Arab, “Asy-Syahid” (Sang Syahid).


Tatkala penglihatannya itu ia sampaikan kepada Suaminya dalam perjalanan pulang, serta-merta suaminya meminggirkan mobil yang sedang dikemudikannya, lalu turun dan berdiri di samping mobilnya, menengadahkan tangannya seraya berdoa, “Ya Allah, taqdirkanlah penglihatan istriku itu atas diriku.”


“Kalau kamu syahid, kami bagaimana?” kata Feryal…

Dijawab oleh Suaminya “Ada Allah, dan Allah lebih baik dari saya.”

Peristiwa kedua yang tak akan pernah dilupakannya, terjadi hanya beberapa menit sebelum syahidnya sang Kekasih.


Hari itu Ahad, 26 September 2004. Jarum jam menunjukkan angka sebelas dan matahari di penghujung musim panas masih menyiram hangat kawasan Mydan di jantung kota Damaskus


Feryal tengah sibuk menyiapkan sarapan bagi suaminya yang akan berangkat kerja. Tiba-tiba pintu rumah mereka diketuk. Seorang perempuan, tetangga, mampir membicarakan hal-hal remeh, tapi di ujung pembicaraan yang hanya sebentar itu, si Tetangga bertanya,


“Saudariku, kamu habis menyemprotkan parfum apa sih? Dari tadi kami mencium baunya wangi sekali, tercium sampai ke rumah kami...”


Feryal memang selalu mengusapkan wewangian

sebelum suaminya berangkat dari rumah, tetapi pagi itu dia ingat betul belum melakukannya. Ia sama sekali tidak berpikir bahwa wewangian itu adalah sambutan bagi syahidnya sang Suami beberapa menit kemudian.
Sesudah tetangga itu berlalu, Feryal kembali menyiapkan meja makan. Sarapan khas negeri Syam, khubz (roti lebar), minyak zaitun, za’thar (serbuk rempah-rempah dan biji wijen), humus (selai kacang berbumbu), keju dan secangkir teh kental manis.

Suaminya hampir tidak menyentuh makanan, lalu berkata bahwa dia sedang terburu-buru sambil minta tolong diambilkan paspor, untuk mengurus perjalanan umrahnya.


Suaminya pergi. Pintu rumah ditutup. Kurang lebih dua menit berlalu, ketika tiba-tiba Feryal mendengar suara ledakan keras. Dinding apartemennya bergetar. Dinding ruang kelas sekolah kedua anaknya yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya juga bergetar.


Anak-anak mereka, Hiba, waktu itu berusia 10 tahun, dan Muhammad, waktu itu berusia 7 tahun, keduanya mengaku mendengar ledakan itu dari sekolahnya. Hadil baru berusia 2,5 tahun bersama ibunya di rumah…


Di dada Feryal langsung berdesir, “Pasti itu Suaminya...” Ia berlari ke jendela apartemen yang terletak di lantai empat, sejurus disingkapnya tirai, disaksikannya jip Pajero berwarna silver tahun 1995 milik suaminya sudah hancur dan masih mengobarkan api.


Tidak Menangis


Ibu tiga anak berusia 29 tahun itu tidak menangis. Ia segera mengenakan hijabnya dan berpakaian serapi mungkin menutup aurat, sebelum kemudian meluncur turun ke tempat kejadian. Setelah memastikan bahwa suaminya telah syahid, Feryal naik lagi ke atas, menelepon istri seorang pemimpin Hamas, Dr Musa Abu Marzuq, Wakil Kepala Biro Politik. Setelah memberi kabar tentang apa yang terjadi atas suaminya dan menjelaskan lokasi rumah mereka, Feryal mematikan telepon….


Kemudian ia berwudhu dan melaksanakan shalat dua raka’at. Ia memanjatkan doa agar syahid suaminya diterima oleh Allah dan bersyukur Allah telah memilih suaminya sebagai salah satu lelaki terbaik….


Ketika ditanya, apa yang dirasakannya saat itu, Feryal menjawab dengan tersenyum, “Hati saya seperti diiris-iris, sakit, tetapi pada saat yang sama saya merasa sangat berbahagia karena doa saya setiap hari dikabulkan oleh Allah.”


Seorang saksi mata belakangan mengatakan, Suaminya sempat memundurkan mobil itu sebelum meledak. Para penyeledik Hamas mengatakan, diduga kuat mobil itu diledakkan dengan bom yang menggunakan remote control.


Seselesainya dari shalat, Feryal menyiapkan diri dan rumahnya untuk kedatangan para tamu yang sebentar lagi pasti akan ramai. Banyak diantara yang kemudian datang menangis. Bahkan salah seorang teman perempuannya menangis sampai jatuh-jatuh. “Saya bilang kepada mereka, jangan menangis, saya tidak menangis karena ini keberuntungan saya dan keluarga saya,” katanya.


Ketika menerima salam dari ratusan tamu itu, Feryal membayangkan malam-malam yang selalu dilewatinya bersama Suaminya, sepanjang 13 tahun pernikahannya. Sebelum tidur, keduanya selalu saling pandang dan saling bertanya, “Apakah kamu ridha kepada saya?” Keduanya sama-sama saling mengiyakan…


Keridhaan itu kini membias pada ketiga anaknya. menemui keluarga ini di rumah mereka dan meminta mereka bercerita satu per satu tentang kenangan mereka akan ayahnya. Tidak ada air mata. Tidak ada sesenggukan. Tidak ada wajah muram. Yang ada senyum bangga dan wajah yang berbinar penuh keberanian.


“Terkadang,” kata Feryal, “anak-anaknya mengatakan, ‘seandainya ayah bersama kita...’ terutama saat berbuka puasa Ramadhan... Tapi saya bilang, ayah selalu bersama kita, bahkan syahidnya ayah memastikan kita akan selalu bersama ayah dalam keadaan yang lebih baik dari keadaan kita saat ini...” Anak-anak itu tersenyum mendengar penuturan ibunya….


Bahkan di sepanjang pertemuan dengan, anak-anak itu selalu tersenyum, seperti anak-anak yang menerima hadiah sangat istimewa yang tiada habis-habisnya….


Lelaki Sholeh itu…

Lelaki yang mendapat anugrah syahid itu
Lelaki suami Feryal Ahmed Nemr Zienou…
Ialah….
Akhi ‘Izzuddin Khalil
Orang no 1 pada ring pengawalan terhadap Syaikh Ahmad Yasin…..
Orang yang di minta oleh Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin
Untuk di bunuh……

Tapi Alloh menutup kisah hidupnya

Dengan amat Mulia
Syahid…..

)I(hamzah)I(


Barakallahu Ummu Hiba....

By:Hamzah Al Mubarok
 
Allahu a'lam

: SIAPA ANDA? YANG MANA SATU? CHECK BETOI2 BEFORE TERLAMBAT EK :

Tuesday 25 May 2010

Siapakah orang yang sombong?

Orang yang sombong adalah orang yang di beri penghidupan tapi tidak mahu sujud pada yang menjadikan kehidupan itu iaitu Allah Rabbul Alaamin, Tuhan sekelian alam. Maka bertasbihlah segala apa yang ada di bumi dan langit pada TuhanNya kecuali jin dan manusia yang sombong diri.

Siapakah orang yang telah mati hatinya?
Orang yang telah mati hatinya adalah orang yang diberi petunjuk melalui ayat-ayat Qur'an, Hadith dan cerita2 kebaikan namun merasa tidak ada apa2 kesan di dalam jiwa untuk bertaubat.

Siapakah orang dunggu kepala otaknya?
Orang yang dunggu kepala otaknya adalah orang yang tidak mahu lakukan ibadat tapi menyangka bahawa Tuhan tidak akan menyiksanya dengan kelalaiannya itu dan sering merasa tenang dengan kemaksiatannya.

Siapakah orang yang kuat?
Orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan kemarahannya ketika ia di dalam kemarahan.

Siapakah orang yang lemah?

Orang yang lemah adalah orang yang melihat akan kemaksiatan di depan matanya tidak sedikit pun ada kebencian di dalam hatinya akan kemungkaran itu.

Siapakah orang yang bakhil?

Orang yang bakhil lagi kedekut adalah orang yang berat lidahnya untuk membaca selawat keatas junjungan Rasulullah s. a. w.

Siapakah orang yang buta?

Orang yang buta adalah orang yang tidak mahu membaca dan meneliti akan kebesaran Al Qur'an dan tidak mahu mengambil pelajaran daripadanya

Siapakah orang yang tuli?

Orang yang tuli adalah orang yang di beri nasihat dan pengajaran yang baik namun tidak diendahkannya.

Siapakah orang yang sibuk?

Orang yang sibuk adalah orang yang tidak mengambil berat akan waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a. s.

Siapakah orang yang manis senyumanya?

Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang di timpa musibah lalu dia kata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu sambil berkata, "Ya Rabbi Aku redha dengan ketentuanMu ini",sambil mengukir senyuman.

Siapakah orang yang menangis airmata mutiara?

Orang yang menangis airmata mutiara adalah orang-orang yang sedang bersendiri lalu mengingat akan kebesaran Tuhan dan menyesal akan dosa-dosanya lalu mengalir airmatanya.

Siapakah orang yang kaya?

Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak loba akan kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?

Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada sentiasa menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang pandai?

Orang yang pandai adalah orang yang bersiap siap untuk hari kematiannya kerana dunia ini berusia pendek sedang akhirat kekal abadi

Siapakah orang yang bodoh?

Orang yang bodoh adalah orang yang beriya-iya berusaha sekuat tenaga untuk dunianya sedangkan akhiratnya diabaikan.

Siapakah orang yang maju dalam hidupnya?

Orang yang maju dalam hidupnya adalah orang-orang yang senantiasa mempertingkat ilmu agamanya.

Siapakah orang-orang yang mundur hidupnya?

Orang yang mundur dalam hidupnya adalah orang yang tidak memperdulikan akan halal dan haramnya akan sesuatu perkara itu.

Siapakah orang yang gila itu?

Orang yang gila itu adalah orang yang tidak sembahyang kerana hanya dua syarat saja yang memperbolehkan akan seorang itu meninggalkan sembahyang, pertama sekiranya ia haid dan kedua ketika ia tidak siuman akalnya.

Siapakah orang yang rugi?

Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikkan.

Siapakah orang yang selalu ditipu?

Orang yang selalu di tipu adalah orang muda yang menyangka bahawa kematian itu berlaku hanya pada orang tua.

Siapakah orang yang paling cantik?

Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?

Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan saujana mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?

Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?

Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak kerana telah mengunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.

: TARBIYAH ITU PETROL :

Saturday 22 May 2010


Kenderaan bermotor dan bahan api tak dapat dipisahkan. Ada kenderaan bermotor menggunakan petrol, ada yang guna benzene, ada yang guna kerosene, ada juga yang guna NGV. Kenderaan hybrid terbaru menggunakan hydrogen sebagai bahan api. Bagi kereta biasa di Malaysia, bahan api yang popular adalah petrol tanpa plumbum RON 98. Walau apa pun bahan api yang digunakan, yang penting, ia diperlukan untuk menghidupkan enjin seterusnya menggerakkan kereta. 

Jom kita ambil sedikit ibrah daripada kisah kereta Perodua Kancil dan minyak petrol tanpa plumbum RON 98.

Untuk menghasilkan pembakaran dan menggerakkan piston dalam enjin, petrol perlu masuk ke dalam enjin terlebih dulu. Bekalan petrol yang mencukupi untuk enjin sangat penting. Maka, untuk setiap perjalanan, tangki petrol perlu sentiasa diisi.

Dalam sebuah perjalanan, kereta Kancil akan bergerak selagi mana petrol cukup. Sekiranya petrol kering dan tidak diisi, enjin kereta Kancil tak dapat meneruskan kerja lantas membantutkan perjalanan. Jika pedal minyak ditekan walaupun petrol telah kering, enjin akan terus mati. Setelah enjin mati, ia tak dapat dihidupkan terus setelah mengisi petrol ke dalam tangki. Ia tidak semudah memulas punat kunci. Sedikit isipadu petrol perlu di masukkan ke dalam enjin. Kerja ini agak susah dan leceh untuk dilakukan.

Sebab itu lah, isipadu minyak perlu sentiasa berkadar langsung dengan sejauh mana kilometer perjalanan. Lebih jauh dan laju kereta Kancil memecut, lebih banyak petrol yang diperlukan. Bekalan perlu sentiasa cukup. Andai bekalan petrol hampir kering, kereta Kancil perlu singgah di mana-mana stesen minyak untuk isi tangki. Bekalan yang  baru akan menampung perjalanan seterusnya.

Semasa mengisi tangki di stesen minyak, pemilihan jenis bahan api mesti tepat. Jika enjin petrol diisi dengan diesel, rosak lah kereta. Perjalanan terus terhenti. Kena singgah bengkel untuk baiki enjin. Kereta Kancil tersadai 2-3 hari. Rugi masa, rugi tenaga, rugi duit dek kesilapan memilih bahan api.

Petrol Dalam Dakwah dan Tarbiyyah

Dakwah ini perjalanan yang sangat jauh dan panjang. Bekalan yang sufficient atau lebih sangat-sangat diperlukan untuk meneruskan jalan ini. Seorang akh atau ukht akan pendek nafasnya atas jalan ini andai bekalannya tidak mencukupi. Demikian kaitannya dengan petrol RON 98. Tarbiyyah umpama petrol dalam perjalanan dakwah. Usrah, halaqah, daurah, jaulah etc. adalah stesen-stesen minyaknya. Tugas-tugas dakwah tak dapat diteruskan andai bekalan tarbawi tak mencukupi. Bagaimana mungkin seorang akh mampu bergerak sedang jiwanya kosong. Atas dasar apakah yang mampu menggerakkannya di atas jalan dakwah yang panjang dan berliku ini.

Andai seorang dae’i itu terus memaksa dirinya atau dipaksa untuk menjalankan tugas-tugas dakwah sedang bekalannya tidak cukup, mungkin berlaku seperti enjin kereta Kancil yang kehabisan petrol. Ia akan terhenti. Untuk menggerakkannya kembali, usaha yang lebih sukar dan leceh diperlukan, sama macam mengisi petrol ke dalam enjin yang letaknya jauh di dalam bonet.

Begitu juga halnya jika seorang akh mendapatkan bekalan tarbawi yang tidak tepat. Instead of petrol iman, diesel jahiliyyah yang diisi ke dalam tangki enjin hatinya. Jika ini berlaku, rosaklah hati si akh tersebut dan memaksa proses pembaikan yang mungkin memakan masa yang lama. Banyak juga tenaga, masa dan wang yang perlu dilebur. 

Nauzubillaah.



Begitulah halnya jalan ini. Bekalan iman yang mendalam dan berterusan adalah pembakar enjin dakwah ini. Hanya tarbiyyah yang berterusan mampu membekalkannya.

Bagaimana tarbiyyah kita? Cukupkah untuk perjalanan yang panjang, jauh dan payah ini?



Wallaahua’lam.


Adopted from : dakwah.info
Article by : Azizul Salehuddin, Chez
 

: GEDEBUSHHHHHHHH, AMEKKK KAUUUU. TAMPARAN HEBAT! :

Assalamualaikum,

Jom tengok video ni jap. Kelakar betul. HuHu.

http://www.youtube.com/watch?v=rbiXUAjP4As&feature=player_embedded

Dah tengok eh?

Sekarang bolehlah sambung main jawab kuiz dan komen kat Facebook, main tulis testimonial kat Friendster, tengok movie, animé, series.

 Eh lupa plak, cerita korea dan jepun pun banyak yang best juga kan. Kena cepat-cepat habiskan tengok nih! Ha, pastu jangan lupa ajak kawan-kawan lain sama. Baru meriah!

 Hmm bosanlah asyik tengok tv je. Jom main game PES, Counterstrike, Dota plak. Main kat PS3 best tu! Tapi lagi best kalau dapat main game dekat WII. Real giler! Serius gempak! HaHa kelakar je tengok kawan terlompat-lompat main.
 Wargh lapar la plak malam-malam ni. Kalau dapat makan kat McD & KFC kan best. Ayam KFC tu, perghhh… sebijik macam rasa daging orang Islam ye tak? Burger McD tu dahlah murah. Alaa, macam beli sebutir peluru je. lol!

 Erk…
 

Tak baik eh perli-perli ni? Sorry². 

Tengok movie selagi tak melalaikan kita dari sembahyang lima waktu tu takpelah kan? 
Mana ada dosa kan? Main game pun dosa ke? Takde dalil kot kan?

Kat KFC dan McD tu ada orang Islam kerja juga kan? Tak patutlah boikot kan? Yang kena tembak tu orang Palestin saja. Kalau boikot ekonomi orang Islam, habis satu dunia umat Islam tak dapat makan, tu lagi teruk. Kan kan? Lagipun dah ada cop halal, takkan haram kot? HaHa kelakarlah!

Laa takkan terasa kot? 

Sorilah. Aku pun terasa juga. Nak buat macam mana. Takpelah, jom tengok balik video kelakar tadi! HuHu.

Adapt sikit2 & tambah gambar je.
Menyebarkan ilham dan berpesan-pesan ke arah kebaikan by,
Amiruddin Hamidun
Nice, France

: A TEACHER AFFECTS ETERNITY :

Friday 21 May 2010



 The earliest memory of a teacher, to me,
Is one which guided me to see,
This amazing world through my ABCs,
She bestowed me the gift of literacy.

Through these lenses filled with words,

I then took baby steps toward,
Facts and figures which formulate my thoughts,
I must say, I learnt a lot!

But lessons which have stayed true to me,

And did not become a fleeting memory,
Are those which my teacher imparted,
Through words and actions forever remembered.

I learnt to believe in what I could achieve,

Through a teacher who did not give up on me,
Although I was failing miserably,
I passed the final test, miraculously.

I learnt compassion, dedication and humanity,

Through a teacher who loved and touched the hearts of many,
Going beyond his call of duty,
Teaching, to him, is not merely for the money.

I learnt to rise up after a fall,

That I had strength after all,
From a teacher who persevered and whose wisdom inspired,
Her students to chase their dreams and to reach further.

So after all those years in school,

It came the time for me to choose,
Just what in life I want to do,
Just what it is I want to pursue.

It dawned on me,

A teacher is what I want to be,
A chance to give back to society,
And serving the needs of my country.

They say giving is better than receiving,

That is true, especially through teaching,
No price can justify the sense of achievement it brings,
When your students smiles at you in understanding.

They say 'A teacher affects eternity',

Guiding students from darkness into the light,
With all their might,
Now that I have chosen this noble journey,
I will honour my promise with all that is in me.

'A teacher affects eternity, you can never tell when his/her influence stops'
 
I WANT TO BE A GOOD SOPHISTICATED TEACHER, INSYA-ALLAH.
ESPECIALLY, TO MY OWN FUTURE CHILDREN.









 
 
*WINK WINK BLUSH BLUSH*